Wartaindonesia.web.id, Sragen, Jawa Tengah – Sebanyak lebih dari 360 orang di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami keracunan makanan setelah menyantap menu makan siang gratis di sekolah. Kejadian ini menjadi kasus keracunan makanan terbesar sejak diluncurkannya program makan siang gratis yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Program yang mulai berjalan sejak Januari tersebut memang kerap diwarnai insiden serupa di berbagai daerah di Indonesia, dengan total korban mencapai lebih dari 1.000 orang.
Kepala Pemerintah Kabupaten Sragen, Sigit Pamungkas, mengatakan bahwa sebanyak 365 orang mengalami gejala keracunan. Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan, dan pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan medis bagi korban yang membutuhkan.
Wizdan Ridho Abimanyu, siswa kelas IX SMPN 1 Gemolong, mengaku terbangun tengah malam karena nyeri perut yang hebat. Ia juga mengalami sakit kepala dan diare, yang kemudian ia curigai sebagai keracunan setelah melihat unggahan teman-temannya di media sosial dengan keluhan serupa.
Menu makan siang yang diduga menjadi penyebab keracunan terdiri dari nasi kuning, irisan telur dadar, tempe goreng, salad mentimun dan selada, potongan apel, serta satu kotak susu. Seluruh makanan tersebut dimasak di dapur pusat dan dibagikan ke beberapa sekolah di wilayah Sragen.
“Kami sudah meminta distribusi makanan dari dapur tersebut dihentikan sementara sampai hasil uji laboratorium keluar,” jelas Sigit.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, yang bertanggung jawab atas program ini, mengatakan pihaknya telah meningkatkan standar pengolahan dan distribusi makanan setelah insiden keracunan sebelumnya.
Program makan siang gratis ini sudah menjangkau lebih dari 15 juta penerima manfaat, dan pemerintah menargetkan total 83 juta penerima hingga akhir tahun dengan anggaran sebesar Rp171 triliun pada 2025.
Sebelumnya, pada Mei lalu, insiden keracunan massal juga terjadi di salah satu kota di Jawa Barat. Lebih dari 200 siswa jatuh sakit, dan hasil laboratorium menunjukkan makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli.














