Hingga kini belum ada laporan mengenai kerusakan maupun korban jiwa. Namun, peristiwa ini kembali mengingatkan masyarakat akan keberadaan Sesar Baribis, jalur patahan aktif yang melintasi kawasan padat penduduk tersebut. Warganet pun ramai membicarakan gempa ini, banyak yang mengaitkannya dengan pergerakan patahan tersebut.
Cikarang – Kabupaten Bekasi dan wilayah sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik, bermagnitudo 4,9 pada Rabu malam (20/8) pukul 19.54 WIB. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terdeteksi di darat pada koordinat 6,48 Lintang Selatan dan 107,24 Bujur Timur. Titiknya berada sekitar 14 kilometer di tenggara Kabupaten Bekasi, dengan kedalaman mencapai 10 kilometer.
Mengutip laporan Berita Satu, gempa 4,9 SR yang berpusat 14 km tenggara Kabupaten Bekasi ini memang dipicu oleh aktivitas Sesar Baribis, bagian dari zona West Java back arc thrust belt.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa berada di sisi selatan segmen Citarum. Mekanismenya dipengaruhi sistem Java back arc thrust yang menukik ke arah selatan.
Mengenal Sesar Baribis
Sesar Baribis adalah patahan aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer, membentang dari Purwakarta, Subang, Karawang, Bekasi, Depok, Jakarta, hingga Tangerang. Patahan ini termasuk tipe thrust (dorong) dengan laju pergeseran sekitar 5 milimeter per tahun.
Karena termasuk sumber gempa darat, getarannya berasal dari daratan, bukan dari dasar laut. Letaknya yang melintasi wilayah padat penduduk dan kawasan industri menjadikan Sesar Baribis salah satu ancaman seismik terbesar di Jawa Barat, terutama bagi area Jabodetabek














